Selasa, 29 Desember 2015

Dari Sate Blengong ke Tepok Bulu

Dari Sate Blengong ke Tepok Bulu

30 Desember 2015

VARIA.id, Jakarta – Giri (40), begitu pria berperawakan ramping itu biasa disapa. Ia sedang menuangkan kuah santan kental  ke atas potongan ketupat yang ditaruh di atas sebuah piring porselen ukuran kecil.

Ketupat Sate Blengong. (Foto: Situs Dinas Peternakan Brebes)
Sekilas kuah itu mirip dengan kuah Sate Padang yang merupakan sate khas dari daerah Pariaman, Sumatera Barat. Walaupun dilengkapi dengan sate berkuah warna merah, tapi sajian ini bukan Sate Padang. Ini adalah salah satu makanan khas yang ada di Kota Tegal, Jawa Tengah. Sate Blengong, demikian sebutannya.

Rasa sajian Sate Blengong ini memang sangat “berbumbu”. Manis, asin, pedas, gurih, wangi, semua bisa dijumpai di dalam menu olahan ini karena dari cara mengolahnya berbagai bumbu khas Nusantara memang sudah menjadi wajib kehadirannya. Sebutlah, Kunyit, Jahe, Kayu Manis, Laos, Kencur, Daun Salam, Lada, Bawang Putih, Bawang Merah, Kemiri, Laos, Kapulaga, Merica, Cengkeh, dan sesekali Jinten ditambahkan sesuai selera.

Hampir semua bumbu yang ada di pasar dimasukkan ke dalam olahan Sate Blengong. Kecuali, beberapa bumbu khusus semisal jinten dan kapulaga. “Dua jenis bumbu itu biasanya digemari peranakan Arab,” kata Giri kepada VARIA.id.

Giri adalah salah satu dari puluhan penjual Sate Blengong yang ada di Kota Tegal. Sehari-hari ia berjualan di pinggir Jalan Raya Mejasem, di pinggiran Kota Tegal yang secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Tegal.

Di sepanjang Jalan Mejasem itu dulunya ada lima penjual Sate Blengong. Kini cuma tinggal tiga penjual. “Saya kenal semuanya, karena mereka tetangga saya satu kecamatan cuma beda desa,” tutur Giri.

“Di Tegal ini memang yang paling banyak pembuat Sate Blengong dari wilayah Kecamatan Margadana. Kalau saya dari Desa Sumur Panggang, sedang beberapa kawan saya ada dari Desa Margadana sendiri, Cebawan, Krandon dan sekitarnya,” papar Giri.

Giri mengaku lebih suka berjualan di Jalan Raya Mejasem. Pelanggannya pun sudah mengenal dagangannya sejak lama. Di Tegal sendiri, penjual Sate Blengong paling banyak ada di sekitar Jalan Sawo, Kecamatan Tegal Barat.


“Persaingan memang lumayan, tetapi tergantung “manajemen” juga. Kalau penjual Sate Blengong nggak bisa ngatur jualannya, nabung, hemat, dan konsisten, ya lama-lama gulung tikar,” kata Giri.

Sumber : www.varia.id